Tahap-tahap Funneling dan Copywritingnya

Tahap-tahap Funneling dan Copywritingnya


Kita telah belajar tentang "3 Penyebab Kehilangan Potensi Profit Bisnis Online", kita juga telah belajar bahwa potensi hilangnya potensi profit ini dapat diatasi dengan "Funneling dan Copywriting". Dalam artikel ini adalah lanjutan dari 2 artikel sebelumnya dimana pembahasan kita terkait langkah-langkah funneling yang harus dilakukan serta copywriting yang tepat sesuai funnelingnya.

     http://member.daftarsb1m.net/aff/go/mytimyes?i=4

Tahap-tahap Funneling dapat dilakukan melalui sebuh proses yang disebut lifecycle marketing process dan bagai mana copywriting dalam setiap tahap dapat diuraikan sebagai berikut:

http://member.daftarsb1m.net/aff/go/mytimyes?i=4


1. Attract traffick ---> giring target market untuk menyukai produkmu

Proses ini umumnya dilakukan kepada mereka yang memiliki temperature yang masih dingin atau belum mengenal siapa kita dan produk yang ditawarkan. Pada tahap ini tujuan utama kita bukanlah untuk mencari converse dari barang yang dijual, namun menggiring atau mendatangkan calon customer untuk tertarik dulu pada sebuah proses dari sebuah lead yang belum mengenal menjadi kenal. Jadi sebelum melakukan konversi, copywriting kita harus mengarahkan dulu agar dia tertarik kepada kita dan mau datang untuk mengunjungi website kita.

Tugas ketika mengattrack traffick pada prinsipnya adalah membuat viral. Jika di media sosial seperti facebook misalkan postingan menjadi viral jika banyak yang like, share, klick atau komen.
Salah satu cara attract traffick adalah dengan metode open loop.
Metode ini biasanya ditunjukan dengan membuat pernyataan yang tidak selesai untuk memancing rasa penasaran audiens. Metode ini biasanya kita temukan pada postingan situs-situs berita (dapat juga digunakan untuk usaha kita dan jangan member kesan ngibulin), contoh: anang marah sekali kepada krisdayanti, karena….

Penyataan yang tidak selesai ini menimbulkan penasaran, apa yang terjadi atau apa lanjutannya. Rasa penasaran itu akan memancing audien untuk mengklick dan pidah ke landing page kita.

Ciri-ciri untuk mengattract traffick adalah dengan memanfaatkan apa yang menjadi ketertarikan banyak orang (tentu isi postinganpun sebaiknya diarahkan kepada orang yang kemungkinan besar tertarik disinilah pentingnya mengetahui persona dan dimana mereka dapat kita temukan, baca juga Cara Menentukan Persona Untuk Copywriting)

http://www.12secondcommute.com/rep/mytim.html

2. Cupture Lead ---> jaring data mereka melalui berbagai tool seperti, email, media sosial (whatsapp, bbm dll)

Pada tahap Cupture Lead kita menawarkan e-book atau produk gratis lainnya untuk ditukarkan dengan nama dan email atau data lain yang dianggap perlu.

Untuk membuat copywriting yang baik pada tahap cupture lead maka kita memerlukan untuk membuat asumsi-asumsi. Asumsi yang kita buat haruslah dengan anggapan bahwa mereka sudah tertarik dan mau mendownload produk yang ditawarkan, jangan memberi kesan seolah-olah kita mengemis-ngemis atau memohon-mohon.

Contoh kalimat copywriting yang baik untuk Cupture Lead dalam lead magnet: 
"Setelah anda download ebook ini anda akan mendapatkan manfaat ini……."

Perhatikan kalimat diatas mengunakan kata setelah anda download, kata ini langsung menempatkan pikiran pembaca bahwa dia sudah downloud. Jadi pikirannya tidak memproses apakah saya mau download ebook ini atau tidak

Beberapa kesalahan pembuatan lead magnet adalah menempatkan pembaca untuk mengkritisi antara mau download atau tidak. 
Contoh: silakan download ebook ini atau ebook ini bagus sekali, dan sebagainya. 
Pernyataan ini menempatkan pembaca pada posisi belum mengambil keputusan. Sadar atau tidak kesalahan ini juga menyebabkan berkurangnya potensi lead magnet yang dapat kita kumpulkaan.

Ebook yang kita susun intinya adalah membuat pembaca jadi lebih mengenal siapa kita dan produk yang kita tawarkan. Ebook ini diharapkan dapat memecahkan sedikit saja masalah yang dialami oleh persona.

http://kelbion.com/member/aff/go/mytimyes?i=1

3. Nurture Prospect ---> dekati target market dan ajari mereka mengenai produkmu. Penjual lah yang harus aktif untuk menjaring dan memberikan product knowledge kepada pelanggan.

Nurture prospect dapat dilakukan dengan mengirim email berseri atau followup untuk mengajarkan kepada pelanggan tentang siapa kita, produk apa saja yang kita miliki dan juga cara berkomunikasi dengan pelanggan.

Copywriting yang sangat menentukan pada tahap ini adalah judul email dan isi emailnya. Judul email harus membuat orang ngklick, jadi copywriting dalam membuat judul harus membuat orang langsung ingin membuka, jangan sampai copywritingnya terlalu rumit namun dapat mentriger keiginginan orang untuk tahu isinya apa.

Untuk lebih jelas tentang copywriting dalam tahap Nurture Prospect dapat dibaca dalam artikel ini: “Copywriting Dalam Tahap Nurture Prospect” 

https://goo.gl/omhdVN

4. Convert Sales ---> setelah mengetahui produkmu, pelanggan tidak akan langsung membeli. Mereka masih harus memahami secara lebih dalam.

Setelah Nurture Prospect, kita akan mengarahkan pembaca kepada sebuah landing page agar pembaca bergerak dari hangat ke panas.

Jika kita melihat banyak contoh lending page diluaran sana biasanya akan ada strukturnya, seperti: headline (judul), deskripsi, pointers, testimony, bonus, call to action, garansi, proses membuat costumer segera mengambil keputusan, dan sebagainnya. 
Lalu bagaimana proses mengkonversi costumer agar segera melakukan action?, uraiannya dapat dibaca pada artikel berikut: “Copywriting LandingPage Untuk Mengkonversi Sebuah Penjualan

https://goo.gl/Lvft6Z

5. Deliver & Satisfy ---> calon pembeli itu memiliki segudang pertanyaan kepada penjual. Tapi, setelah melempar banyak pertanyaan mereka malah kabur gak tahu kemana. Di sini lah harus dilakukan follow up.

Pada tahap ini sebenarnya copywriting yang dapat digunakan sama seperti pada tahap Nurture Prospect dan Convert Sales. Hanya saja yang menjadi tujuan utama bukan lagi mengenalkan tentang siapa kita atau melakukan edukasi tentang produk kita tapi mulai berjualan dan melakukan upsell terhadap produk-produk baru yang kita miliki (kecuali untuk produk yang benar-banar baru yang perlu edukasi maka prosesnya harus diulang lagi secara keseluruhan seperti proses Nurture Prospect).

Ingat jangan terlalu sering melakukan followup untuk berjualan, apalagi jika followup jualan yang dilakukan untuk satu produk yang sama. Maksimal email follow up dilakukan 3 kali seminggu dan untuk 1 produk hanya dikirimi email yang sama maksimal 3 kali, karena jika lebih dari ini, kita justru dapat mengganggu kenyamanan konsumen tersebut.

http://followfast.com/register.php?ref=kumpul

6. Upsell Crossell ---> yakinkan kembali pelanggan untuk menambah volume produk. Contoh jika barang yang dijual adalah mobil, maka tawarkan juga pembersih mobil atau servis jasa yang diberikan atau upsell lain yang dapat meningkatkan konversi keuntungan

Tahap ini secara teknis pada dasarnya sama seperti pada tahap Deliver & Satisfy, yang membedakan hanyalah pada produknya dan cara kita meramu copywriting.

Jika pada tahap Deliver & Satisfy kita menjual produk utamanya sehingga copywriting lebih diarahkan kepada benefit-benefit produknya serta instruksi-instruksi yang harus dilakukan, maka pada tahap Upsell Crossell produk yang dijual adalah produk yang melengkapi produk utama atau produk sampingan tambahan dan copywriting yang digunakan bukan hanya terkait kelebihan dan benefit produk serta instruksinya, amun juga dapat berupa bonus.

Contoh Upsell Crossell antara lain: beli 2 gratis 1 atau dengan membeli produk utamanya pembeli dapat membeli produk Upsell Crossell dengan harga diskon sekian %, dan lain sebagainnya.

https://goo.gl/yqNy2y

7. Get Referral ---> Berikan komisi untuk pelanggan yang bisa mengajak sebanyak mungkin teman. Ini bisa jadi merupakan cara paling cepat dan efektif mengenalkan barang yang kita jual selain menggunakan iklan.

Tunjukan berapa persentasi atau sistem pembagian bonus bagi pelanggan yang mendatangkan referral secara jelas dalam keterangan yang diberikan.

Baca juga: Langka-langkah Membangun Bisnis Online



Demikianlah Tahap-tahap Funneling dan Copywritingnya tentu saja tahapan diatas harus juga disesuaikan dengan jenis produk yang dijual, persona, traffick temperature dan lain sebagainnya. Untuk mengurangi resiko hilangnya profit bisnis online. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan memperhatikan funneling dan copywritingnya dan tentu saja penyusunan funneling dan copywriting harus didasarkan pada "persona" dan "traffick temperaturnya".

Jadi untuk mengatasi atau mengurangi Penyebab Kehilangan Potensi Profit Bisnis Online, kita kurang lebih harus memahami 3 materi berikut:
  1. 3 Penyebab Kehilangan Potensi Profit Bisnis Online
  2. Funneling dan Copywriting Untuk Meningkatkan Conversi Penjualan
  3. Tahap-tahap Funneling dan Copywritingnya

Komentar